Selasa, 18 Desember 2007

SEBUAH PERUBAHAN

kini .. semua telah berubah
kau bukanlah kau yang dulu
mengawali aktifitas dengan keikhlasan
menangis di tengah kesunyian malam

menaati segala peraturan
lidahmu suci akan dosa
matamu selalu terjaga
hatimu sejernih mutiara

kini .. semua telah berubah
akankah ini terus berlalu
menghiasi sudut kehidupanmu
kembalilah ke jalan Robbmu

jadilah Alloh tujuanmu
Rosululloh tauladanmu
Jihad jalan hidupmu
Syahid sebagai cita tertinggimu

(teruntuk HAMAS PALESTINA untuk miladnya yang ke-20 .. Alloh yubarik fikum )

Selasa, 11 Desember 2007

KESETIAAN SETELAH KEMATIAN

Di antara tanda-tanda kesetiaan banyak wanita shalihah kepada suami mereka setelah kematiannya bahwa mereka tidak menikah lagi. Tidak ada yang dituju melainkan agar tetap menjadi isteri mereka di dalam surga.

Dari Maimun bin Mihran, ia mengatakan: "Mu'awiyah bin Abi Sufyan meminang Ummud Darda', tetapi ia menolak menikah dengannya seraya mengatakan, "Aku mendengar Abu Darda' mengatakan :"Aku mendengar Rosululloh bersabda.

"Wanita itu bersama suaminya yang terakhir, atau bekiau mengatakan, "untuk yang terakhir ".

Ketika Sulaiman bin Abdil Malik keluar dan dia disertai Sulaiman bin al Muhlib bin Abi Shafrah dari Damaskus untuk melancong, keduanya melewati sebuah pekuburan. Tiba-tiba terdapat seorang wanita sedang duduk di atas pemakaman dengan keadaan menagis. Lalu angin berhembus sehingga menyingkap kerudungnya dari wajahnya, maka ia seolah olah mendung yang tersingkap matahari.

Maka kami berdiri dalam keadaan tercengang. Kami memandangnya, lalu Ibnul Muhlib berkata kepadanya, "Wahai wanita hamba Alloh, apakah engkau mau menjadi isteri Amirul Mukminin?" Ia memandang keduanya, kemudian memandang kuburan, dan mengatakan

"Jangan engkau bertanya tentang keinginanku sebab keinginan itu pada orang yang di kuburkan ini, wahai pemuda sesungguhnya aku malu kepadanya sedangkan tanah ada diantara kita sebagaimana halnya aku malu kepadanya ketika dia melihatku"

Maka , kami pergi dalam keadaan tercengang.

Diantara teladan yang pantas disebutkan sebagai teladan utama dari para wanita tersebut adalah Fatimah binti Amirul Mukiminin 'Abdil Malik bin Marwan ini pada saat menikah, ayahnya memilik kekuasaan yang sangat besar atas Syam, Irak, Hijaz, Yaman, hingga Bukharadan Janwah bagian Timur, Mesir hingga Spanyol bagian barat.

Fatimah ini bukan hanya puteri Khalifah Agung, bahkan dia juga saudara empat Khalifah Islam terkemuka : al Walid bin 'Abdil Malik, Sulaiman bin 'Abdil Malik, Yazid bin 'Abdil Malik, dan Hisyam bin 'Abdil Malik. Lebih dari itu dia adalah isteri Khalifah terkemuka yang di kenal Islam, yaitu Amirul Mukminin 'Umar bin 'Abdil Aziz.

Puteri khalifah, dan khalifah adalah kakeknya, saudara khalifah, dan khalifah adalah suaminya.

Wanita mulia yang merupakan puteri khalifah dan saudara empat khalifah ini keluar dari rumah ayahnya menuju rumah suaminya pada hari ia diboyong kepadanya dengan membawa harta termahal yang dimiliki seorang wanita di muka bumi ini berupa perhiasan. Konon, di antara perhiasan ini adalah dua liontin Maria yang termashur dalam sejarah dan sering disenandungkan para penya'ir. Sepasang liontin ini saja setara dengan harta karun.

Ketika suaminya, Amirul Mukminin, memerintahkannya agar membawa semua perhiasannya ke Baitul Mall, dia tidak menolak dan tidak membantahnya sedikitpun.

Wanita agung ini, ketika suaminya Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz wafat meninggalkannya tanpa meninggalkan sesuatu pun untuk diri dan anaknya, kemudian pengurus Baitul Mall datang kepadanya dan mengatakan, "Perhiasanmu, wahai sayyidati, masih tetap sediakala, dan aku menilainya sebagai titipan untukmu, serta aku memeliharanya untuk hari tersebut. Dan sekarang, aku datang meminta ijin kepadamu untuk membawa kembali perhiasan tersebut kepadamu" .

Fatimah memberi jawaban bahwa perhiasan tersebut telah dihibahkannya untuk Baitul Mall bagi kepentingan kaum muslimin, karena mentaati Amirul Mukminin. Kemudian ia mengatakan, "Apakah aku akan mentaatinya semasa hidupnya, dan aku mendurhakainya setelah kematiannya?".

Alloh yubarik fiina .. Amien.

Jumat, 07 Desember 2007

MUSLIM KASHMIR TERKOYAK BANYAK KEPENTINGAN

Ahmad, 38 tahun, dari Pakistan dan Krishna, 35 tahun, dari India, di hari-hari pertama sebuah pelatihan kependudukan di Bangkok beberapa tahun lalu sangat akrab. Keduanya biasa bercanda, baik di ruang kelas maupun di hotel.

Hobi makan keduanya selama di Bangkok juga sama: tom yang gung, sop khas Thailand yang hangat dan pedas. Kalau jalan-jalan keliling kota Bangkok yang masih macet pada tengah malam pun, mereka asyik berbincang tukar pengalaman.Tapi pada pekan ketiga, saat Krishna mempresentasikan profil negaranya, tiba-tiba Ahmad protes. ''India bohong. Kashmir bukan bagian negara India. India menjajah Kashmir dengan senjata dan teror,'' kata Ahmad.Diprotes begitu, Krishna pun merah padam. Sewaktu Ahmad dapat giliran mempresentasikan profil Pakistan dan menyatakan Kashmir adalah bagian dari Pakistan, kali ini yang protes adalah Krishna. Dengan lantang, pemuda India ini menyatakan, Pakistan telah membunuh orang-orang Hindu di Kashmir dan secara sepihak mengklaim Kashmir adalah bagian wilayahnya.

Sejak saat itulah, Ahmad dan Krishna tak mau bertegur sapa. Ketika berada di lift hotel bareng, keduanya saling memalingkan muka. Rupanya, soal Kashmir menjadi 'akar' ketegangan antara dua pemuda yang bentuk dan raut mukanya hampir sama itu. Keduanya memang beretnis sama: Hindustan.Tapi, sejak Pakistan memisahkan diri dari India dan rebutan Kashmir, orang-orang yang berasal dari etnis yang sama ini, saling memusuhi.

Itulah sekadar gambaran, betapa konflik Kashmir telah memicu permusuhan antara negara Pakistan dan India, tapi juga memicu permusuhan antarwarganya. Ini beda dengan Korea Utara dan Selatan misalnya. Konflik kedua Korea itu lebih karena urusan negara, bukan penduduknya.Konflik Kashmir yang melibatkan India dan Pakistan sudah demikian mendarah daging, sehingga masing-masing penduduk kedua negeri yang satu etnis itu pun, terpaksa bermusuhan karenanya.Konflik Kashmir --- meski gaungnya tak seramai konflik Palestina -- adalah konflik tertua di dunia yang sampai saat ini belum terselesaikan.Dibanding konflik Palestina misalnya, konflik Kashmir sesungguhnya lebih parah. Di Palestina, misalnya, Komisi HAM PBB bisa memantau. Tapi di Kashmir tidak. PBB tak pernah mendapat izin memasuki Kashmir secara resmi.Kalau di Palestina, antara siapa musuh dan siapa teman jelas. Israel dan Yahudi musuh Arab. Tapi kalau di Kashmir sulit. Faksi-faksi yang pro-India, misalnya, banyak pula yang berasal dari kalangan Islam. Maklumlah, sampai saat ini, jumlah penduduk Islam di India sekitar 100 juta jiwa, masih terbesar kedua di dunia setelah Indonesia.Meski faksi-faksi yang pro-Pakistan umumnya beragama Islam, di antara faksi-faksi Islam pun, tidak semuanya bersatu. Ada yang pro-Pakistan, pro-India, dan bahkan pro-otonomi dan kemerdekaan.

Tak seperti konflik di bagian dunia lainnya, konflik Kashmir sulit dipecahkan secara internasional. Kesulitan ini, terutama karena sikap kaku India yang menganggap konflik Kashmir merupakan masalah dalam negeri.Apalagi saat ini, ketika India diperintah rejim nasionalis Hindu dari Partai Bharatiya Janata. India sama sekali tak mau masalah Kashmir diangkat ke dalam forum internasional. Sedang Pakistan dan PBB, memandang konflik Kashmir sebagai bagian konflik yang harus dipecahkan secara internasional karena melibatkan dua negara.

India masuk ke Kashmir secara paksa tahun 1947. Pada tahun itu, tepatnya 26 Oktober 1947, India mengaku menandatangani perjanjian kerjasama dengan Maharaja Kashmir. Dokumen perjanjian itu berisi permintaan Maharaja kepada India agar mengirimkan tentaranya ke Kashmir untuk menumpas pemberontakan. Dokumen kontroversial inilah yang menjadi alasan India menduduki Kashmir.Pakistan dan orang-orang Kashmir memprotes kedatangan tentara India itu. Mereka meragukan adanya dokumen tersebut. PBB juga tidak mengakui klaim India. Inggris sendiri, negeri yang pernah menjajah India, tak mengakui klaim India itu.Bahkan Inggris menyatakan, Kashmir lebih pas berada di bawah Pakistan. Alasannya, sebagian besar warga Kashmir beragama Islam dan secara geografis, Kashmir lebih dekat akses ekonominya ke Pakistan. Meski demikian, Inggris tidak bisa mencegah ekspansi tentara India ke Kashmir.

Namun karena India kuat secara militer dan penduduknya lebih dari 600 juta -- apalagi hubungannya sangat dekat dengan Rusia -- dunia internasional tidak berani menghukumnya. Melihat sikap dunia internasional yang lembek, India makin menancapkan "kukunya" di Kashmir.Konflik bersenjata pun tak terhindarkan, baik antara India dan para pejuang kemerdekaan Kashmir maupun dengan Pakistan. Konflik juga terjadi antarfaksi di Kashmir yang menginduk Pakistan dan IndiaKini ada 600 ribu lebih tentara India di Kashmir, negeri yang total penduduknya 13 juta jiwa. Barangkali Inilah negara yang terbanyak tentaranya di dunia dibanding dengan jumlah populasinya.Sejak munculnya konflik ribuan orang Kashmir dibunuh tentara India. Beberapa sumber menyebutkan, 15 ribu hingga 50 ribu orang Kashmir yang tewas sejak India menduduki 'negeri surga' itu, antara 1989-1996.Semua kejahatan tentara India itu didokumenasi oleh Amnesti Internasional, US Human Right Watch Asia, Physician for Human Rights, International Commission of Jurists. India tak hanya menolak permintaan agar menghentikan pemusnahan warga Kahmir itu, tapi juga menutup akses lembaga-lembaga tersebut memasuki Kashmir.

Dunia internasional sangat mencemaskan konflik Kashmir antara India dan Pakistan ini. Sebab kedua negara di Asia Selatan tersebut masing-masing sudah bisa membuat bom nuklir. Sewaktu-waktu bila konflik itu meledak, tak ada satu negara pun yang bisa mencegah keduanya untuk meledakkan nuklirnya. Jika itu terjadi, bukan tidak mungkin seluruh kashmir akan binasa. Bahkan Pakistan dan India sendiri bisa musnah karena perang nuklir.

Jumat, 30 November 2007

CINTA LAKI - LAKI BIASA

MENJELANG hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania.

Mereka ternyata sama herannya."Kenapa? " tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.

Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yang barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

"Kamu pasti bercanda!"Nania kaget.

Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!

"Nania serius!" tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.

"Tidak ada yang lu cu," suara Papa tegas, "Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!

"Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh seleidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

"Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan?" Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, "maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?

"Nania terkesima.

"Kenapa?"

"Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!Nania memandangi merek a, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan."Nania Cuma mau Rafli," sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah."Tapi kenapa?"Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa.Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya."Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!"

"Cukup!Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?"

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu ta k punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga.

Dan nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.Mereka akhirnya menikah.***Setahun pernikahan.Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli.

Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.

"Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania."Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya

"Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!""Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar!"

"Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!"Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh-sungguh.

Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?Rafli juga pintar!Tidak sepintarmu, Nania.Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.Hanya lu mayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli.

Lagi-lagi percuma."Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.

"Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak.

Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang.

"Tak apa," kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri."Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang".

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik."Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya?"Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.

Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania.Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia.

Hidup perempuan itu berada di puncak!Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.Cantik ya? dan kaya!Tak imbang!Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.

Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.

***Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya."Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!"Mula -mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania.

Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit.

Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang.Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali."Baru pembukaan satu.""Belum ada perubahan, Bu.""Sudah bertambah sedikit," kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan."Sekarang pembukaan satu lebih sedikit."Nania dan Rafli berpandangan.

Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset."Masih pembukaan dua, Pak!"Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya.

Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya."Bang?"Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan."Dokter?""Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar."Mungkin?Rafli dan Nania berpandangan.

Kenapa tidak dari tadi kalau begitu? Bagaimana jika terlambat?Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih.

Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter- dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.Kepanikan ada di udara.

Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat."Pendarahan hebat."Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah!Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.Mama Nania yang baru tiba, menangis.

Papa termangu lama sekali. Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.Setelah itu ad alah hari-hari penuh doa bagi Nania.

***Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya.

Tidak sampai empat hari, mereka sudah boleh membawanya pulang.Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak ke luarga Nania dengan Rafli.Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah.

Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.

Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra.Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

"Nania, bangun, Cinta?"Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra.

Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pel an. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu.

Sambil tak bosan-bosannya berbisik,"Nania, bangun, Cinta?"Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan.

Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat se ring lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab.

Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa. Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir.

Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur. Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu.

Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania.

Begitu bertahun-tahun.Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari.

Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik."Baik banget suaminya!""Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!""Nania beruntung!""Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.""Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta.

Sedikit pun tak pernah bermuka masam!"Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian.

Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka.

Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri.

Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.Waktu telah membuktikan segalanya.

Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania. ( imajinasi tanpa henti di pemberhentian antara malam dan pagi .. di desa ngruki nan damai)

KEDINGINAN DI GUNUNG

Terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan, dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu sehingga menyebabkan penyakit kronis. Hipotermia adalah suatu keadaan dimana tubuh merasa sangat kedinginan. Setelah panas dipermukaan tubuh hilang maka akan terjadi pendinginan pada jaringan dalam dan organ tubuh.
Kedinginan yang terlalu lama dapat menyebabkan tubuh beku, pembuluh darah dapat mengerut dan memutus aliran darah ke telinga, hidung, jari dan kaki. Dalam kondisi yang parah mungkin korban menderita ganggren (kemuyuh) dan perlu diamputasi.Udara dingin yang basah disertai angin yang bertiup kencang, seringkali dijumpai para pendaki ketika melakukan pendakian gunung. Tidak jarang badai dan hujan lebat menyertai hawa dingin. Malam yang cerah seringkali membuat udara semakin dingin dan berembun. Di puncak musim kemarau justru di sekitar puncak gunung seringkali muncul kristal-kristal es yang menempel pada daun-daunan dan bunga edelweis.Pakaian yang basah, kaos kaki yang basah semakin menambah dinginnya badan. Keadaan akan semakin parah bila pendaki tidak memperhatikan makanan sehingga tubuh tidak memperoleh ernergi untuk memanaskan badan. Dinginnya udara seringkali membuat perut kembung sehingga enggan untuk makan, kecuali memang kehabisan makanan. Gejala -gejala kedinginan biasanya Pendaki akan menggigil kedinginan, gigi gemeretakan, merasa sangat letih dan mengantuk yang sangat luar biasa. Selanjutnya pandangan mulai menjadi kabur, kesigapan mental dan fisik menjadi lamban. Gejala kedinginan yang lebih parah akan membuat gerakan tubuh menjadi tidak terkoordinasi, berjalan sempoyongan dan tersandung-sandung. Pikiran menjadi kacau, bingung, dan pembicaraannya mulai ngacau. Kulit tubuh terasa sangat dingin bila disentuh, nafas menjadi pendek dan lamban. Denyut nadi pun menjadi lamban, seringkali menjadi kram bahkan akhirnya pingsan.Untuk membantu penderita sebaiknya jangan cepat-cepat menghangatkan korban dengan botol berisikan air panas atau membaringkan di dekat api atau pemanas. Jangang menggosok-gosok tubuh penderita. Jika korban pingsan, baringkan dia dalam posisi miring. Periksa saluran pernafasan, pernafasan dan denyut nadi. Mulailah pernafasan buatan dari mulut dan menekan dada.Pindahkan ke tempat kering yang teduh. Ganti pakaian basah dengan pakaian kering yang hangat, selimuti untuk mencegah kedinginan. Jika tersedia, gunakan bahan tahan angin, seperti alumunium foil atau plastik untuk perlindungan lebih lanjut. Panas tubuh dari orang lain juga bagus untuk diberikan, suruh seseorang melepas pakaian, dan berbagi pakai selimut dengan si korban. Jika penderita sadar, berikan minuman hangat jangan memberikan minuman alkohol. Segeralah cari bantuan medis.Seperti halnya terlalu kepanasan, anak muda dan orang tua merupakan sasaran paling banyak. Alasannya, tubuh kurang efisien dalam mengatur temperatur tubuh. Namun, orang dewasa yang fitpun, dapat kedinginan jika terlalu lama berada di air dingin, udara dingin atau di cuaca dingin tanpa pelindung. Selain itu minuman beralkohol dan narkotika juga mengurangi mekanisme pemanasan tubuh. Untuk menghadapi bahaya kedinginan bawalah beberapa lapis pakaian kering. Siapkan mantel hujan, jaket tebal, dan kantung tidur. Masukkan pakaian kedalam kantong plastik sebelum dimasukkan ke dalam tas. Gunakan cover pelindung air untuk membungkus tas. Bawalah bekal makanan yang cukup, ada baiknya membawa bekal lebih guna menghapi tertundanya perjalanan karena cuaca atau harus beristirahat karena sakit. Pelajari jalur yang akan ditempuh sebelum melakukan pendakian, hal ini bisa ditanyakan ke petugas pos penjagaan. Rencanakan dan pilih tempat yang akan digunakanan untuk beristirahat, berlindung, memasak, dan mendirikan tenda. Pilihlah pendakian pada musim kemarau, karena pada musim penghujan curah hujannya tinggi sering ada badai dan tanah longsor, di musim kemaraupun di gunung sering turun hujan namun tidak sebanyak dan sesering di musim hujan. Musim kemarau yang cerah suhu di gunung sangat dingin sekali bisa minus dibawah nol, dibeberapa gunung misal gunung semeru sering muncul kristal-kristal es. Bila cuaca sangat buruk dan sudah tidak sanggup menghadapi udara yang semakin dingin sebaiknya tidak melanjutkan pendakian, karena bisa berakibat sangat fatal.Dalam menembus cuaca yang sangat dingin harus berusaha mengatasi rasa lapar, kelelahan dan mengantuk. Beristirahatlah sebentar saja bila terlalu lama badan justru akan semakin dingin dan semakin mengantuk, dengan berjalan badan biasanya menjadi hangat bahkan berkeringat. Termos kecil berisi kopi hangat sangat praktis untuk membantu mengatasi rasa dingin dan mengantuk. Sepatu bot dengan kaos kaki yang tebal dan kering sangat membantu. Sebaliknya sepatu basah, kaos kaki basah, dan sendal, dapat membuat kaki serasa beku.Beristirahat di antara hempasan angin dingin dan tebalnya kabut, justru semakin membuat badan menjadi menggigil, untuk itu carilah batu besar atau celah-celah batu untuk berlindung dari hempasan angin dingin. Bila ingin istirahat tunggulah sampai kabut menghilang, karena beristirahat di tengah kabut membuat pakaian basah dan berembun, sehingga semakin menyiksa badan. Kaos tangan, kerudung kepala, kaos kaki, jaket tebal bisa membantu mengatasi rasa dingin. Bila memungkinkan dan tidak membahayakan lingkungan bisa membuat api unggun untuk menghangatkan badan dan beristirahat.Ketika hendak mendirikan tenda carilah tempat yang terlindung dari hempasan angin, dan usahakan tempat yang kering. Di tempat yang basah dan lembab embun dan kabut mudah terbentuk sehingga pakaian dan peralatan kita menjadi basah, berembun dan dingin. Bila ingin minum obat minumlah pada waktu istirahat mau tidur jangan minum obat pada saat melakukan perjalanan sangat berbahaya. Beberapa jenis obat bisa membuat kita menjadi mengantuk atau tenggorokan kering. (Rijal el ngruki)

Sabtu, 10 November 2007

SYAIR BAGI PARA JUARA

siapakah orng-orang ini
para pelaku semua ini
para pemimpi semua mimpi
yang membuat kita percaya?

siapakah orng-orng ini
yang masih berjaya
tatkala semua sangsi
tatkala semua dukungan di tarik pergi?

merekalah para juara
karena mereka pantang menyerah
pada mereka hanya ada satu
yakni tekad untuk menang

mereka menuruti dorongan mimpi
walau jalan nun jauh sekali
dari puncak gunung..mereka yakin meraih bintang

dan ketika menyentuhnya
ketika tiba pada akhirnya
ada harapan bagi kita
dari kejayaan yang mereka menangkan

mereka..inilah para juara
dalam pembuatan besar mereka
hanya hati yang turut
dan sebab itu mereka menang

ya Alloh, karuniakanlah diriku
ketentraman batin untuk menerima
hal-hal yang takkan mungkin kuubah

keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah
dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya

Rabu, 17 Oktober 2007

SEBUAH KISAH BAG.2..ini cerpen lho, kalau di bilang cerpen:D..

Bersamamu, bergulirnya waktu terasa begitu cepat. Hari-hari berlalu selalu terasa indah. Kekurangan materi yang menemani kita setiap hari, seakan bukan merupakan beban manakala kita senantiasa ikhlas menerima apa adanya. Denganmu begitu banyak pelajaran yang telah ku petik.

Ketika setahun usia pernikahan kita, tujuh bulan sudah usia kehamilanmu. Aku begitu panik ketika engkau tiba-tiba mengalami pendarahan, tapi engkau begitu tenang, tak gugup sedikitpun. Padahal dari keningmu yang berkerut dan nafasmu yang tertahan, aku tahu kamu tengah menahan rasa sakit yang luar biasa. Segera ku bawa ke bidan dan dia bilang ini tanda-tanda mau melahirkan.

Jam dua belas tengah malam, ketika semua insan terlelap dengan mimipi-mimpinya, anak pertama kita lahir. Ah..., betapa bahagianya kita, ku cium keningmu berulang kali. Ku dengar kau berbisik, "Mas..., aku lapar". Tersentak aku mendengarnya. Ya, seharian tadi engkau sama sekali tidak memasak an tak makan karena sudah merasakan sakit sejak kemaren. Sedangkan sore tadi aku hanya beli sebungkus nasi di warung dan ku lahap habis, sebab tadi kutawari kau tak mau. Tak ada roti, tak ada jajanan, tak ada apapun untuk mengganjal perutmu. Mau beli seluruh toko dan warung sudah pada tutup. Akhirnya, ku sodorkan segelas air putih yang di suguhkan bidan untukmu. Dan engkau pun tak menuntut lebih dari itu. Kembalimenggenang air mata di pelupuk mataku menyaksikan kebahagiaan yang tersirat di wajahmu. Yah, bayi mungil kita tampak sehat dan kebahagiaan telah menjadikanmu lupa akan lapar dan dahaga.

Tahun berganti dan engkau tak pernah berubah. Hampir sepuluh tahun kita bersama dalam kehidupan yang selalu sederhana, tapi kau tak pernah mengeluh. Engkau juga juga tak pernah menuntut dunia dariku, tak pernah minta ini dan itu sebagaimana para istri kebanyakan. Beli pakaian saja, mungkin tiga atau empat tahun sekali. Perhiasan???kau tak pernah mengenalnya. Bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa hutang saja bagimu sudah lebih dari cukup.
Sungguh, aku beruntung sekali memilikimu. Engkau sebenarnya perhiasan itu. Semoga engkau selalu tegar mendampingiku, hingga kita jelang surga bersama-sama. Insyaالله ...tamat